Dengan seragam kuning-hijau anak TK itu, sebut saja “pink” setip harinya diantarkan ke
Sekolah. Tak banyak teman, tak pandai berjaul, dan selalu di jadikan bahan
cacian karena kekurangan pada cara berjalannya. Ohh.. malang nian nasibmu Nak.
Seperti biasa, seluruh siswa berbaris untuk berdoa sebelum memasuki kelas.
Begiupun dengan pink, dia tertip
mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku. Setelah berdoa, anak-anak memasuki
ruang kelas masing-masing. Di Sekolah tersebut terdapat 3 ruangan, ruang
pertama menghadap timur adalah kantor, lalu ruangan kedua menghadap selatan
sebelah kantor adalah kelas nol kecil, dan ruang terakhir adalah kelas nol
besar. Dan ruangan yang ketiga adalah ruang kelas pink.
Si pink tak memiliki
teman dekat, namun ada satu teman yang dapat mengerti keadaannya, selalu.
Melani dan Vita, yah mereka bagai malaikat kecil penolong. Melani adalah teman
sebangku pink yang selalu menjadi
teman berbagi sedangkan Vita adalah teman yang senantiasa menemani pink pulang karena rumah mereka dekat.
Sebelum pelajaran dimulai pink dan
Mel, sebutan utnuk Melani berbincang tentang bekal yang hari ini mereka bawa. Pink hanya membawa sebotol teh hangat
yang dibawakan oleh ibunya, sedangkan Mel membawa teh dan sekotak roti isi
selai nanas untuk dibagi bersama pink.
Hmm...itulah baiknya Mel.
Add caption |
Pelajaranpun dimulai, Bu Mariam meminta tugas menggambar
minggu lalu untuk dikumpulkan untuk dinilai. Sambil menunggu pink dan Mel berbagi canda. Lama dan
lama, entah lama sekali Bu Mariam memberi nilai, ah sudahlah memang anak TK
seperti pink mengertia apa tentang hal-hal seperti
itu. Yang anak TK hanya bermain, mengerjakan apa yang mereka sukai. Yahh itu..
waktupun terus berjalan dan tiba-tiba pink
pingin buang air kecil. Pink pun
ingin Mel mengantarnya ke kamar mandi, namun sial, Mel menolak. Mel takut pada
Bu Mariam yang terkenal sulit untuk mengangkat bibirnya, tersenyum.
Tak bisa menahan lagi, pink
pun meminta izin kepada Bu Mariam untuk ke kamar mandi. Namun, hanya tolehan sinis
yang Bu Mariam berikan. Anak TK mana yang berani dengan lirikan tanpa makna
seperti itu? Pink hanya bisa menahan
dalam-dalam keinginannya. Mel yang hanya memberi saran untuk segera ke kamar
mandi pun tak dia hiraukan. Terbesit dalam pikiran pink untuk meluncurkan air seninya, ngompol. Hanya dengan cara itu dia merasa bebas. Lalu pink pun menyuruh Mel untuk mengaku jika
nanti pink pipis di celana bilang
bahwa “tehmu tumpah”.
Merasa aksinya akan berhasil, perlahan namun basah pink pun mulai mengucurkan sedikit semi
sedikit air seninya. Dan.. ah betapa leganya setelah pipis. Sial dan sial, kalimat
yang seharusnya terucap dari mulut Mel adalah “Bu teh saya tumpah” namun kalmat
yang terucap dari mulutnya adalah “Bu pink
pipis dicelana”. Seketika itupun seluruh mata tertuju pada pink. Ahhh dasar Mel, harusnya dia melancarkan aksinya. Sekarrang pink hanya bisa tertunduk malu dan
berharap malaikat penyelamat datang. Seakan do’anya didengar, dari kejauhan terdengar
ketukan pintu. Dan masuklah guru yang pink
kagumi, bu Sutik. Ahh entah siapa yang mengadukan kejadian ini ke kantor, pink tak peduli. Yag pink pedulikan hanya ada malaikat
penolong yang akan mengangkat pink
dari ruangan pengap dengan orang yang tak acuh padanya.
Waktupun berlalu begitu cepat begitu pula dengan pink yang mengenakan bawahan tanpa
dalaman yang diberikan Bu Sutik dan hanya menyendiri di kantor dengan tas Hijau
miliknya. Seakan dia akan dikucilkan jika dia masuk kelas. Waktu pulangpun
tiba, seperti biasa pink pulang
bersama Vita. Hari itu tak akan pink
lupakan dalam hidupnya antara “Bu pink pipis dicela” dengan “tehmu tumpah”.